Friday, May 6, 2011

surat untuk kekasihku...

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wabarakatuh.

Ba’da tahmid dan shalawat…


Sykur pada Allah yang masih mengurniakan nafas padaku dan padamu untuk segera memperbaharui taubat.


ukhti,rasanya aku telah menemukan Kekasih yang jauh lebih darimu. Yang Tidak Pernah Mengantuk dan Tidak Pernah Tidur. Yang siap teres menerus Memperhatikan dan Mengurusku. Yang selalu bersedia berduaan disepertiga terakhir malam. Yang siap Memberi apa yang kupinta. Ia yang Bertakhta, Berkuasa dan Memiliki Segalanya.


Maaf ukhti, tapi menurutku kau bukan apa-apa dibanding dengan Dia. Kau sangat lemah, kecil dan kerdil dihadapanNya. Ia berbuat apa sahaja sekehendaknya kepadamu..dan ukhti, aku khawatir apa yang telah kita lakukan selama ini membuatNya cemburu. Aku takut hubungan kita selama ini membuatNya murka. Padahal,Ia Maha Kuasa, Maha Gagah, Maha Perkasa, Maha Keras SiksaNya.


Ukhti, belum terlambat untuk bertaubat. Apa yang telah kita lakukan selama ini pasti ditanyakan olehNya. Ia bisa marah, akhi. Marah tentang saling pandang memandang yang pernah kita lakukan, marah kerana setitik sentuhan kulit kita yang belum halal itu, marah kerana satu ketika dengan terpaksa aku harus membonceng motormu, marah kerana pernah ketetapanNya aku adukan padamu atau tentang lamunanku yang selalu membayangkan-bayangkan wajahmu. Ia bisa marah. Tapi sekali lagi, semua belum terlambat. Kalau kita memutuskan hubungan ini sekarang semoga Ia mahu Memaafkan dan Mengampuni.


Ukhti, Ia Maha Pengampun, Maha Pemberi Maaf, Maha Menerima Taubat, Maha Penyayang, Maha Bijaksana.


Ukhti, jangan marah ya. Aku sudah memutuskan untuk menyerahkan cintaku hanya padaNya, tidak pada selainNya. Tapi tidak cuma aku, Ukhti. Kau pun bisa menjadi kekasihNya, kekasih yang amat dicintai dan dimuliakan.Caranya satu, kita harus jauhi semua larangan-laranganNya termasuk dalam soal hubungan kita ini. InsyaAllah. Dia punya rencana yang indah untuk masa depan kita masing-masing. Kalau engkau selalu berusaha menjaga diri dari hal-hal yang dibenciNya, kau pasti akan dipertemukan dengan seorang lelaki soleh. Ya, lelaki soleh yang pasti jauh lebih baik dari diriku saat ini, Ia yang akan membantumu menjaga agamamu, agar hidupmu senantiasa dalam kerangka mencari redho Allah dalam ikatan pernikahan yang suci. Inilah doaku untukmu, semoga kaupun mendoakanku, Ukhti.


Ukhti, aku akan segera menghapus namamu dari memori masa lalu yang salah arah ini. Tapi,aku akan tetap menghormatimu sebagai saudara dijalan Allah. Ya, saudara dijalan Allah, Ukhti. Itulah ikatan terbaik. Tidak hanya antara kita berdua, tapi seluruh orang mukmin didunia. Tidak mustahil itulah yang akan mempertemukan kita dengan Rasulullah ditelaganya, lalu beliaupun memberi minum kita dengan air yang lebih manis dari madu, lebih lembut dari susu, dan lebih sejuk dari krim beku.


Maaf Ukhti, Tidak baik rasanya aku berlama-lama menulis surat ini. Aku takut ini merosakkan hati. Goresan pena terakhirku disurat ini adalah doa keselamatan dunia dan akhirat sekaligus tanda akhir dari hubungan haram kita, insyaAllah.


Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salim A.Fillah ‘Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan’